Pemeriksaan Dan Perawatan Wesel Dan Persilangan

Uploaded by: indrasukses fx

Report this document

Description

PEMERIKSAAN dan PERAWATAN WESEL

dan PERSILANGAN

Tenaga Perawatan Jalur KaTingkat Pelaksana Jalan Rel DAFTAR ISI 1 :BAGIAN 1 : PENDAHULUANBAB 1 PERPINDAHAN JALUR PERJALANAN KA DI EMPLASEMEN Lay out Emplasemen Filosofi Dasar Wesel dan Persilangan Definisi, fungsi dan cara kerja Simbul dan Notasi pada gambar weselBAB 2 JENIS-JENIS WESEL Wesel Biasa kanan Wesel Biasa kiri Wesel InggrisBAB 3 PERSILANGAN Persilangan

2 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda DAFTAR ISI 2 :BAGIAN 2 : KOMPONEN DAN STRUKTUR WESELBAB 4 KOMPONEN WESEL Bagian-bagian Wesel Komponen-komponen WeselBAB 5 STRUKTUR WESEL Material wesel Susunan kontruksi wesel bagian atas Susunan kontruksi wesel bagian bawah Konstruksi sambunganBAB 6 GEOMETRI WESEL Titik Matematis Sudut Wesel Kerataan memanjang dan melintang Jari-jari lengkung Pelebaran 3 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda DAFTAR ISI 3 :BAGIAN 2 : KOMPONEN DAN STRUKTUR PERSILANGANBAB 7 KOMPONEN PERSILANGAN Bagian-bagian Persilangan Komponen-komponen PersilanganBAB 8 STRUKTUR PERSILANGAN Material persilangan Susunan kontruksi persilangan bagian atas Susunan kontruksi persilangan bagian bawah Konstruksi sambunganBAB 9 GEOMETRI PERSILANGAN Kerataan memanjang dan melintang Pelebaran

4 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda DAFTAR ISI 4 :BAGIAN 3 PEMERIKSAAN WESEL DAN PERSILANGANBAB 10 PROSEDUR PEMERIKSAAN Form pemeriksaan Pemeriksaan Material Pemeriksaan Struktur Pemeriksaan Geometri Tindakan kondisi daruratBAGIAN 4 : PERAWATAN WESEL DAN PERSILANGANBAB 11 SISTEM DAN MANAJEMEN PERAWATAN Pemeliharaan rutin preventif Perbaikan kerusakan material Penggantian komponen Perbaikan GeometriBAGIAN 5 : PENGGANTIAN WESEL DAN PERSILANGAN

5 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda LAY OUT EMPLASEMEN

6 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda BAG 1 PENDAHULUAN Filosofi Dasar, Definisi, Fungsi dan Lay Out Emplasemen Cara Kerja Wesel• Perpindahan dan pemotongan antar jalur dimulai pada saat penyiapan rangkaian KA di Dipo dan di emplasemen, dilanjutkan pada saat perjalanan KA dari awal pemberangkatan sampai stasiun tujuan akhir.

• Bagian jalur jalan rel yang berfungsi merubah arah perpindahan jalur rollingstock adalah WESEL (Switch). Sedangkan perpotongan antar jalur melewati suatu bagian yang disebut Cara Kerja Wesel-multimedia PERSILANGAN (Crossing)

• Wesel dilayani oleh PPKA melalui sistem persinyalan dan bisa juga dengan cara manual oleh Penjaga wesel.

• Wesel adalah bagian dari jalur jalan rel yang terdiri dari pengarah, penerus dan persilangan yang berfungsi merubah perjalanan KA dari jalur satu ke yang lainnya. 7 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda BAG 1 JENIS-JENIS WESEL

8 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda BAG 2 KOMPONEN WESEL

PENGARAH PENERUS PERSILANGAN Pengarah : - Ujung Lidah - Komponen penggerak - Ujung Rel Lantak

Penerus : - Pangkal Lidah - Pangkal Rel Lantak L : panjang wesel (a + b) B Persilangan : R = jari-jari lengkung Diagram wesel wesel…. - Jarum (skema wesel) - Rel sayap - Rel paksa

9 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 10Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda PERSILANGAN

11Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Baut Tangent

Lidah Pegas

Kelos penahan lidah wesel (baut Tangent) berfungsi menahan lidah wesel saat dilewati kereta api agar lebar sepur tetap terjaga

12 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Point of Protection

Rel paksa Jarum wesel

Pelat Point of Protection digunakan untuk menjaga lebar alur relpaksa agar roda aman saat melewati ujung jarum. 13 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda lidah pegas

Plat landas gelincir

Lidah pegas, rel lidah menggunakan profil rel UIC54A (Simetris) 14 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Penguncian eksternal

Penguncian eksternal lidah wesel, peralatan penguncian dipasang diluar dibawah rel lantak.

15 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Wesel biasa dengan rel R 54 menggunakan bantalan beton. Rel lidahmenggunakan profil rel 50 AT Asimetris, rel lidah lebih rendah dari rellantak dan pelat landas gelincir lebih tebal.

16 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Agar supaya flens roda dapat lewat maka rel di depan ujung jarum harus terputus.Kemungkinan turunnya roda ke arah bawah pada saat roda berada di atasterputusnya rel tersebut dicegah oleh sayap. Dengan adanya sayap ini maka rodasaat berada diatas celah tempat terputusnya rel disangga oleh sayap, baru apabilalebar jarum sudah 30 mm roda akan disangga oleh jarum (lihat gambar di atas) Kemungkinan tertabraknya ujung jarum oleh flens roda kereta api diatasi dengan : a) Ujung jarum dibuat lebih rendah dibandingkan dengan permukaan atas rel, b) Menetapkan antara rel paksa dengan jarum

Rel dan Geometri pada Wesel Agar supaya konstruksi wesel tidak sulit, maka rel pada wesel tidak diletakkansecara miring tetapi vertikal.Pada lengkung wesel juga tidak diberi peninggian rel, hal ini dengan pertimbanganbahwa selain agar konstruksi weselnya tidak sulit juga karena kecepatan kereta apiyang melewati wesel relatif tidak besar.

17 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Pelebaran sepur pada lengkung jalan rel tetap diperlukan pada lengkung weselsesuai dengan ketentuan yang digunakan. Pelebaran sepur dan lengkung dibuatsebagai berikut: a) Pelebaran sepur pada lengkung wesel dimulai kira-kira 250 mm di depan ujung lidah (agar tidak timbul kejutan arah horizontal sewaktu kereta api berjalan ke arah sepur bengkok), b) Di ujung lidah pelebaran dibuat 5 – 10 mm, c) Di dalam lengkung dapat digunakan perlebaran sepur maksimum d) Lengkung wesel dimulai dari kira-kira 500 mm di belakang akar lidah (agar supaya akar lidah tidak menerima tekanan horizontal akibat pergantian arah dari lurus menuju ke sepur belok), e) Sekitar 1500 – 2500 mm di depan ujung jarum merupakan bagian yang lurus. Hal ini untuk menjaga agar supaya roda kereta api sewaktu melintasi jarum sudah berjalan lurus, f) Jari-jari lengkung wesel biasanya dibuat antara 150 hingga 300 meter.

18 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Bagian Pokok Wesel terdiri dari :

- Bagian Pengarah Bagian Pengarah wesel terletak pada bagian terdepan wesel dan berfungsi untuk mengarahkan roda kereta-api dari arah lurus menuju belok, demikian pula sebaliknya

Komponen Pengarah Wesel: Komponen pokok pada Pengarah Wesel adalah: * 1 set Lidah wesel ( terdiri dari lidah lurus dan lidah belok ) * 1 set Rel lantak ( terdiri dari rel lantak lurus dan rel lantak belok ) * 1 set Bantalan ( jumlahnya tergantung panjang wesel ) * 1 Unit Pelat landas gelincir * 1 Unit Blok pengikat pangkal lidah (akar lidah)

19 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda *1 set Kopel pengikat lidah *1 pelat Pengatur lebar sepur ujung lidah *6 set Pelat penyambung rel *1 Unit Kelos penahan lidah wesel ( bout tangent / kelos tangent ) *1 set Perangkat pengaman pada ujung lidah (dari bagian sinyal)

Komponen seperti Bantalan, Pelat landas gelincir dan lain-lain diluarLidah wesel dan rel lantak, jumlahnya berbeda satu sama lain, sangattergantung pada type wesel, jenis rel, sudut wesel, jenis bantalan dan jenis alat penambat yang dipakai.

Lidah wesel dalam posisinya diikat oleh kopel pengikat lidah agar jarakantara lidah dapat terus terjaga baik pada saat diam ataupun saatberbalik.Lidah wesel dapat digerakkan ke kiri dan kanan (secara horisontal)hingga bilah lidah menempel dengan baik pada rel lantak.

20 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Bilah Lidah wesel adalah bagian ujung lidah yang menempel terhadap rel lantak. Lidah weselmelalui bilah lidah berfungsi untuk menangkap roda kereta api agar mengikuti arah lidah terpasang,bila lidah belok maka arah kereta api jadi membelok, demikian sebaliknya.

Rel lantak berfungsi sebagai tempat tumpuan lidah wesel sehingga penambatan pada rel lantakharus dalam keadaan baik. Baud kelos penahan lidah wesel (bout tangent) dipasang secara urutukuran/dimensinya, fungsinya sangat penting untuk menahan lidah wesel saat dilalui kereta apiagar jarak/lebar sepur tetap terjaga.

Blok pengikat pangkal lidah terdiri dari beberapa kelos dengan baut-bautnya, setiap kelos terikat2 baut, kedudukannya harus tetap terjaga, baut lengkap dan terikat dengan baik demikian jugapenambatnya (Ini satu-satunya pengikat untuk lidah wesel secara keseluruhan)

Pelat landas gelincir berfungsi untuk landasan bagi lidah wesel bergerak horisontal, pelat landasini tidak boleh kendor apalagi sampai berubah kedudukan karena akan mengganggu gerakan lidah.Lebar ujung lidah terbuka terhadap rel lantak berkisar antara 120 – 140 mm, ini sangat tergantungpada jenis perangkat pengamanan yang tersedia dari bagian sinyal.

21 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda - Bagian Persilangan Wesel Bagian Persilangan Wesel untuk wesel biasa dan symetri terletak pada sisi belakang, sedangkan untuk Wesel Inggris terletak pada sisi tepi dan di tengah wesel. Fungsi Persilangan Wesel yaitu Persilangan Wesel Tajam dan Persilangan Wesel Tumpul adalah untuk memberikan kesempatan pada roda kereta api melintas dengan memotong rel lain tanpa hambatan.

22 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Komponen standar pada Persilangan Wesel.

Untuk Wesel Biasa dan Wesel Symetri terdiridari :1 unit Persilangan Wesel yang tersusun dari Jarum wesel yang diapit oleh sepasang rel sayap.2 unit Rel Paksa2 unit Kopel pengatur Point of Protections1 unit Bantalan berikut alat penambatnya.

Untuk Jarum Wesel yang modern dansudah banyak digunakan di PT Kereta Api,ialah jarum precast yang biasadisebut jarum monoblock, yaitujarum dan rel sayap dicetak menjadi satu kesatuan.

23 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Pada Wesel Inggris terdapat Persilangan Wesel Tajam dan Persilangan Wesel Tumpul.Persilangan Wesel Tumpul terdiri dari perpotongan antara rel-rel lantak dan lidah-lidah wesel sertaPelat Paksa dalam satu kesatuan, susunannya jauh lebih rumit dibanding dengan Persilangan WeselTajam.

BAGIAN PENERUSPada bagian penerus tidak terdapat konstruksi khusus, hanya sepasang rel sepur lurus dan sepasangrel sepur lengkung.

24 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 7. Titik Matematis

Titik Matematis (TM) ialah titik perpotongan antara sumbu sepur lurusdengan sumbu sepur belok

25 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 8. Sudut Wesel

Ada 2 jenis sudut wesel :

❖Sudut tumpu yaitu sudut yang terjadi pada rel lantak lurus dengan ujung lidah, disebut ∟ ß yang besarnya antara 1 : 50 – 1 : 100❖Sudut belok (sudut simpang arah) yaitu sudut yang terjadi pada perpotongan sumbu lurus dengan sumbu belok pada wesel ( terletak pada titik matematis ), representasi sudut tersebut dapat terlihat pada bentuk jarum wesel, besarnya ada beberapa macam yaitu 1 : 8, 1 : 10 dan 1 : 12 ( yang lazim di Indonesia )

26 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 9. PERSILANGANApabila dua jalan rel dari dua arah yang terletak pada satu bidang salingberpotongan, ditempat perpotongan tersebut harus dibuat suatu konstruksi yangmemungkinkan roda (dan flensnya) dapat lewat ke dua arah dimaksud. Konstruksidimaksud disebut dengan persilangan. Berdasar atas sudut perpotongannya,terdapat dua jenis persilangan, yaitu: a) Persilangan siku-siku, yaitu apabila sudut perpotongannya 90°, b) Persilangan miring, yaitu apabila sudut perpotongan kurang dari 90°. Persilangan miring dibagi menjadi dua, yaitu: a) Persilangan tajam, yaitu apabila sudut perpotongan kurang dari 40°, b) Persilangan tumpul, yaitu apabila sudut perpotongannya lebih dari 40°. Pembagian persingan tersebut di atas berhubungan dengan konstruksinya, seperti yang diuraikan berikut.

27 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 9.1 Jenis Persilangan

a. Persilangan Siku Disebut persilangan siku apabila sudut perpotongan 2 jalur = 90 0.

28 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda b. Persilangan Miring

Disebut persilangan miring apabila sudut perpotongan 2 jalur kurang dari 900.

Persilangan miring dibagi menjadi 2, yaitu :- Persilangan Tajam (sudut (α) < 40⁰)- Persilangan Tumpul (sudut (α) > 40⁰)

29 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 9.2 Bagian Persilangan

silangan tumpul (Jantung)

Silangan biasa (Jarum)

Pada suatu persilangan didapat dua buah jarum dan dua buah jantungSebagai pengantar roda pada waktu melewati bagian yang terputus,digunakan rel pemaksa. Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa rodadihantar melalui jarak g. Apabila terputusnya jalan rel masih lebih pendekdari g, maka roda masih dapat dihantarkan. 30 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 10. KECEPATAN KERETA API

• Kecepatan maksimum kereta api pada saat melewati wesel arah lurus adalah sama dengan kecepatan maksimum pada bagian sebelum masuk wesel

• Pembatasan kecepatan diperlukan pada saat kereta api melewati wesel arah belok, karena keterbatasan lengkungan dan tidak adanya pertinggian rel luar pada lengkung wesel.

• Untuk meningkatkan kecepatan kereta api pada saat melewati wesel arah belok, dilakukan dengan memperbesar jari jari lengkungannya dan memperkecil sudut simpangannya.

• Di Indonesia, pada jalur rel utama digunakan wesel dengan jari jari ≥ 150 m. Kecepatan maksimum saat melewati arah belok : Vmax = 2,47√R = 2,47√150 = 30,25 ≈ 30 km/jam.

31 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 11. PENYEBRANGAN

⚫Penyeberangan (cross over) ⚫Dua jalur jalan rel yang sejajar yang dihubungkan oleh dua buah wesel tunggal yang berhadapan disebut Penyeberangan a b

1:n w a

⚫Jika terdapat lebih dari dua jalur, maka dapat dihubungkan dengan menggabung penghubung tunggal (gambar 1), atau menggunakan silangan dengan simpangan (gambar 2)

32 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 12. NOTASI

• Wesel dan jalan silang diberi tanda yang berbeda pada gambarnya. Biasanya cukup dibuat skema yang menunjukkan garis tengah dan tangennya. Titik matematis ditunjukkan dengan sebuah lingkaran kecil. Bila perlu ditampilkan bagian bagian yang paling penting dari wesel dan jalan silang• Wesel standar atau wesel tunggal dibedakan antara wesel kiri dan wesel kanan, tergantung pada arah belokannya

33 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda ⚫Wesel simetris adalah wesel yang dibuat khusus, kedua jalurnya berbelok secara simetris dari jalur biasanya

Gambar wesel simetris

⚫Jalan silang (diamond crossing) Mempunyai dua simpangan terdiri dari dua jalur yang saling berpotongan secara diagonal yang dihubungkan oleh dua buah lengkung, yang berarti ada empat arah yang dimungkinkan

34 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda ⚫Jalan silang dengan satu simpangan Ialah suatu jalan silang yang mempunyai satu lengkung penghubung diantara jalan yang berpotongan, sehingga ada tiga arah yang dimungkinkan.

35 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda ⚫Pemberian tanda untuk jalan silang dengan silangan dibedakan

⚫Jalan silang dinamakan normal apabila sudut perpotongannya sama dengan wesel tunggal dan jalur yang memotongnya lurus silangan tumpul silangan biasa

• Jalan silang mempunyai dua buah silangan biasa (sudut perpotongannya tajam) dan dua buah silangan tumpul (sudut perpotongannya tumpul)

36 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 13. PEMERIKSAAN WESEL DAN PERSILANGAN Telah menjadi ketetapan Perusahaan bahwa pemeriksaan wesel secara periodik diatur sebagai berikut: ❑ Untuk wesel yang berada pada sepur KA diperiksa setiap 3 bulan ❑ Untuk wesel yang berada di sepur lain diperiksa setiap 6 bulan

Ketentuan tersebut tidak mengurangi kewajiban dari Kepala Resort maupun petugas lain dari bagian jalan rel untuk memeriksa pada kesempatan yang ada atau dipandang perlu diluar periode tersebut.

Untuk menjaga kondisi wesel agar tetap laik operasi maka pemeriksaan wesel dilakukan dengan dua cara, yaitu : • Pemeriksaan secara Visual, yaitu pemeriksaan yang dilakukan setiap saat diluar periode yang ditetapkan. Pemeriksaan meliputi seluruh kondisi alat penambat dan cacat yang mencolok. • Pemeriksaan periodik, pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan lengkap, yaitu dilaksanakan dengan mendata lebar sepur dan alur-alurnya. Hasil pemeriksaan ini dilaporkan secara berjenjang kepimpinan. 37 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Bila dicermati bentuk pemeriksaan diatas hanya memuat ukuran-ukuran penting sajapada setiap wesel terperiksa, jadi belum dapat memberikan informasi yang lebih rincimengenai kondisi yang sebenarnya pada wesel tersebut.

Seyogyanya perlu adanya data tambahan yang dapat memberi gambaran kondisi nyatapada wesel terperiksa. Agar data tambahan yang dipungut lebih terstruktur, maka disusunpertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

Jawabannya merupakan kondisi sebenarnya dari wesel yang diperiksa.

Daftar pertanyaan: 1. Apakah terdapat sentuhan roda pada; * Ujung lidah kiri / kanan * Ujung rel paksa kiri / kanan * Ujung pelat paksa kiri / kanan ( pada wesel Inggris & persilangan) * Ujung jarum * Ujung perpotongan rel kiri / kanan ( pada Persilangan wesel tumpul ) 2. Apakah ujung jarum terinjak roda 3. Apakah ujung lidah terinjak roda 4. Apakah terdapat lipatan pada sisi kepala rel yang mengganggu lebar sepur

38 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 5. Apakah terdapat bantalan lapuk 6. Apakah lidah-lidah wesel menapak pada pelat landas gelincir 7. Apakah siar-siar pada pelat sambung rel normal 8. Apakah perlu penggerindaan rel 9. Apakah diperlukan angkat listring 10. Apakah terdapat hal-hal yang mencurigakan pada perangkat pengaman (untuk diinformasikan kepada bagian sinyal)

Jawaban atas pertanyaan diatas dibuat rinci sehingga menjadi tergambarkondisi weselnya.

Pengukuran–pengukuran lebar sepur dan alur pada wesel sebaiknya janganmenggunakan meteran tetapi menggunakan mal-ukur.

39 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda D 145 untuk wesel Shanghaiguan 1:10 D 145 untuk wesel Inggris R. 25

40 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Pada pemeriksaan wesel disamping alat ukur sebaiknya membawa palu kecil, cermin kecil dan kacapembesar.

Palu gunanya untuk memukul alat penambat kendor atau kencang, cermin untuk melihat cacat yang sulitdilihat karena tersembunyi, misalnya pelipatan pada sisi jarum wesel, kaca pembesar digunakan untukmelihat retakan-retakan rambut pada rel atau jarum wesel.

Beberapa contoh jenis kerusakan yang sering terdapat pada wesel;

1. Rel aus yang melipat pada sisi kepala rel sering terdapat pada rel lantak tempat ujung lidah bersandar dan pada ujung jarum wesel, kejadian seperti ini akan mengganggu pengukuran lebar sepur, bila tidak teliti maka hasil ukur lebar sepur tidak akurat.

1. Jarum aus, ditandai dengan ujung jarum terinjak roda Kereta Api, perbaikannya dengan cara menambal dengan las pada permukaan jarum wesel.

1. Lidah wesel tidak menapak pada pelat landas gelincir, dalam kasus ini untuk melakukan perbaikannya perlu analisis yang cermat seperti: Kondisi timbangan sepur pada pengarah, kondisi sambungan rel pada ujung wesel dan pada pangkal lidah, kondisi penambatan pada akar lidah dan lainnya.

Contoh-contoh bentuk kerusakan yang lain dikembangkan dalam diskusi di kelas.

41 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Wesel dan persilangan yang paling utama untuk diperbaiki adalah lebar sepur, lebar alur danpengencangan / perbaikan alat penambat.

Pada perbaikan lebar sepur tidak boleh hanya dilakukan perbaikan pada salah satu titik saja,karena lebar sepur pada satu titik akan berakibat terhadap lebar sepur yang lain pada titikitu.

Disamping pemeliharaan alat penambat antara rel dan bantalan yang harus selalu lengkap danterikat sempurna, tidak boleh dikesampingkan adanya kelos-kelos penyatu dua rel untukmembentuk alur jangan sampai baut pengikatnya kendor.Bila baut kendor pada jangka yang lama kelos akan longgar dan aus atau bahkan bisa pecah.

Kelos tidak boleh diganti misalnya dengan pipa atau sebagainya sungguhpun akan mendapatkanlebar alur yang cukup.

42 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda KERUSAKAN MATERIAL

Cbr 2011 Tls 2015

Tls 2015 43 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 14. ANGKAT LISTRING WESEL DAN PERSILANGANa. PERSIAPAN Tujuan angkat listring pada wesel dan persilangan adalah:1. Untuk memperbaiki alinyemen vertikal sehingga seluruh permukaan rel pada wesel membentuk satu bidang datar yang rata, dan memperbaiki alinyemen horisontal agar kedudukan rel mengikuti geometri yang sudah ditentukan.2. Pemadatan balas dibawah rel yang sama kuatnya untuk seluruh bantalan yang ada pada wesel, sehingga pada saat dilewati Kereta Api mempunyai lendutan elastis yang sama besarnya.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka perlu disiapkan peralatan yang memadai antara lain: 1 Teropong angkatan lengkap dengan rambu pembacaan, atau 1 set mistar angkatan lengkap dengan benang. 4 Dongkrak angkatan @ 5 ton 1 Set HTT lengkap 6 Buah Belincong 4 Buah Garpu balas 2 Kunci Inggris untuk pengencangan bout-bout

44 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda PERBAIKAN

Cbr 2011

Tls 2015 45Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 6 Buah Linggis 1 Buah Timbangan

Balas yang baik ukuran 2 – 6 cm (secukupnya) Tenaga kerja minimum 6 orang diluar mandor.

Selanjutnya Mandor mencari 2 titik tinggi terpilih untuk dijadikan Titik Pedoman angkatan.

Bila angkatan akan sampai ke daerah Pengarah maka harus ada kordinasidengan bagian Sinyal dan Operasi.Bila angkatan mencapai lebih dari 30 mm, maka persiapan semboyandiperlukan.

46 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda b. PELAKSANAAN

Langkah pertama menentukan 2 Titik Tinggi terpilih sebagai Titik Pedoman angkatan, dari ke 2 titik tersebut selanjutnya dibagi setiap 3 m berapa kekurangan angkatannya ditulis pada bantalan.

Langkah kedua menyiapkan tempat dongkrak pada titik-titik setiap 3 m diantara titik pedoman diatas

Langkah ketiga pada waktu dongkrak diputar mengangkat, maka timbangan harus berada pada rel untuk mengetahui level (beda tinggi) terhadap rel sebelahnya.

Langkah keempat setelah bidang permukaan rel yang dibentuk oleh ke 4 dongkrak rata, maka HTT siap dioperasikan, bila terlihat balas kurang maka ada 1 orang untuk melayani penambahan balas .

47 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Keterangan diatas adalah 4 langkah pokok yang harusdilakukan, untuk sempurnanya hasil angkat listring, padapersiapan sebelumnya sudah dilaksanakanpengencangan alat penambat dan perbaikan lebar sepur.

Listringan wesel dikerjakan setelah pekerjaanangkatan selesai dan sudah melalui masapenstabilan.

48 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda 15. PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN WESEL a. Pengukuran LapanganKegiatan awal dalam perencanaan penggantian ataupun pemasangan wesel adalahmelakukan pengukuran di lokasi.Perlu kita pahami bahwa sungguhpun pada type wesel yang sama dengan sudut belokyang sama, belum tentu mempunyai panjang wesel yang sama bila ada perbedaantype rel dan pabrik pembuatnya.Untuk dapat mengukur lokasi dengan tepat maka gambar wesel lama atau sekurang-kurangnya gambar skema wesel existing harus ada.Pada gambar skema wesel dapat diketahui letak Titik Matematis.Dari gambar tersebut dilapangan kita tentukan letak Titik Matematis dengan tanda(dipasang patok)Letak Titik Matematis itu juga akan menjadi Titik Matematis bagi wesel baru(pengganti) bila sudutnya sama.Kemudian kita adakan perbandingan antara jarak-jarak dari ujung wesel ke TitikMatematis, juga jarak dari Titik Matematis ke belakang wesel.Dari perbandingan/perbedaan jarak-jarak tersebut persiapan dilanjutkan denganpemotongan rel, atau menyiapkan rel-rel tambahan.

49 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda b. Penyetelan WeselWesel dikonstruksi oleh pabrik pembuatnya dengan ukuran-ukuran yang berbasis mmdengan presisi jadi dalam penyetelannya dituntut untuk menjamin ukuran-ukuran yangsesuai dengan disain. Untuk menjamin agar tidak terjadi kesalahan dalam penyetelanperlu adanya gambar wesel yang terkait.Seyogyanya dihindari penyetelan wesel hanya didasari pada pengalaman semata. Lokasipenyetelan wesel yang paling baik dicarikan disebelah lokasi wesel existing, yangmemungkinkan penggeseran horisontal wesel baru ketempat pemasangan setelah weselexisting dikeluarkan.Wesel baru disetel diatas perancah atau landasan dari rel yang dibuat mendatar, setelahwesel dicek seluruh ukuran dan seluruh komponen termasuk alat penambatnya sudahpada tempatnya dan terikat dengan baik, lidah-lidah sudah bisa digeser sesuai denganketentuan, bagian sinyal sudah melakukan persiapan pemasangan perangkatpengamanan maka wesel sudah bisa dinyatakan beres dan siap dipasang.Untuk penggeseran ke tempat pemasangan, dibawah wesel baru dipasang rel-relmelintang sebagai pemandu geseran kesamping. Pada waktu penggeseran diusahakanbergesernya wesel baru bersama – sama jangan sampai salah satu ujung wesel adayang mendahului (posisi miring )

50 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda c. Pemasangan Wesel

Pembongkaran wesel existing bila lokasinya cukup luas bisa secara bersama-sama digeser kesamping, tetapi bila tidak terdapat ruang yang cukup bisa dengan caradipisah-pisah. Bekas lokasi wesel digali balas dikeluarkan, dalam galian 30 cmatau sampai dengan lapisan permukaan sub balas, Sub balas jangan diganggu.Balas baru dimasukkan kedalam lobang galian secukupnya jangan sampai berlebih.Kekurangan balas akan ditambah bersamaan dengan angkat listring.Wesel baru digeser masuk dengan acuan Titik Matematis wesel baru tepat berada padaTitik Matematis wesel lama.Setelah ujung-ujung wesel baru bertemu dan bersesuai dengan sepur-sepur, makasegera pelat sambung dipasang dengan bautnya.Bersamaan dengan bagian Sinyal menyetel perangkat pengaman dilaksanakan angkatlistring.Angkatan dilakukan berulang-ulang sampai ketinggian rencana (peil) tercapai.Selama dalam masa angkatan dan listringan sebaiknya wesel dilindungi dengansemboyan.

51 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Penggantian dan Pemasangan Wesel dengan Sudut yang Berbeda

52 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Penyetelan wesel dilakukan disamping lokasi yang akan dipasang weseldan harus berada di luar ruang bebasPosisi wesel baru lebih tinggi agar memudahkan saat digeser masuk kelokasi wesel yang seharusnya 53 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Jalur rel atau wesel lama yang akan diganti di bongkar dan balasdikeluarkan dan diratakan untuk mendapatkan posisi wesel baru yangsesuai dengan ketinggian jalan rel di depan dan belakang wesel.

54 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Wesel baru disiapkan dan disetel diluar di tempat yang rata danberdekatan dengan lokasi yang akan dipasang wesel baru tersebut(diluar ruang bebas)

55 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda ⚫ Titik Matematis dan titik depan dan belakang wesel dibuat terlebih dahulu dengan memasang patok. Wesel baru disetel disampingnya dengan menyesuaikan titik titik tersebut.

56 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Wesel baru siap digeser, wesel diangkat sedikit untuk dipasang luncurandibawahnya guna memudahkan geseran wesel ke tempat yangdirencanakan.

57 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda Wesel baru digeser masuk bersamaan dengan jalur rel/wesel lamadikeluarkan. Tenaga kerja dan peralatan harus cukup mengingat waktupemasangan/penggantian wesel terbatas.

58 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) http://edukai.kai.id